PULUHAN tungku berjejer rapi. Bau asap dan aroma wangi khas kue tercium, saat memasuki ruangan tanpa atap itu. Panas bara api dari arang halaban yang diletakkan di atas tungku, menyatu dengan delapan pekerja pembuat kue lam. Mereka berjibaku dengan hawa panas.
Para pembuat kue lam ini tengah melakukan pekerjaan rutin, membakar kue lam, kue khas dari Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Membuat kue itu tidak gampang. Selain harus tahan panas, juga harus sabar karena adonannya dimasukkan secara bertahap, hingga membentuk puluhan lapisan yang diinginkan.
Namun, karena sudah puluhan tahun pekerjaan membakar kue lam itu digeluti, hawa panas dari bara api itu pun sudah menjadi sahabat. "Kami sudah bekerja di sini puluhan tahun. Jadi sudah terbiasa dengan kondisi ini,"tutur Janah, karyawan pada usaha rumahan milik Lailan, warga Jalan PM Noor, Barabai, Hulu Sungai Tengah.
Di Barabai, ada sejumlah usaha kue rumahan yang menjadi pusat oleh-oleh khas bagi yang berkunjung ke HST. Di antara perajin itu, ada dua keluarga besar yang mengusahakan kue berbentuk kotak dengan tekstur seperti kue lapis legit itu. Mereka adalah dua bersaudara, Lailan dan Zainab.
Ditemui di rumah produksinya, Lailan terlihat sibuk melayani pembeli di toko kue depan rumahnya. Sesekali dia memantau langsung proses pembuatan kue lam tersebut. "Membuat kue ini harus sabar, karena proses membakarnya memerlukan waktu sampai tiga jam. Ini karena adonannya dibakar secara bertahap sehingga menjadi lapisan yang menyatu dan matang secara merata,"jelas Lailan
Selama Ramadan, Lailan membuat kue itu lebih banyak. Jika hari biasa 40-50 biji, sekarang 60-70 biji. Permintaan biasanya meningkat menjelang lebaran, sehingga dia harus membuat sampai ratusan biji. Satu biji kue Rp 80.000 (kue lam biasa) dan Rp 90.000 untuk lam spesial. Adapun bahan dasar kue lam, tepung, telur bebek, margarine dan gula.
Asal mula kue lam sebenarnya berasal dari negeri Arab. Lailan dan Zainab sendiri keturunan negeri timur tengah tersebut. Resep pembuatan kue tersebut merupakan resep pusaka yang diwariskan neneknya secara turun-temurun. Kini usaha keduanya berkembang hingga mempekerjakan puluhan karyawan.
SUMBER:
Laporan Wartawan Banjarmasin Post Hanani
TRIBUNNEWS.COM
0 komentar:
Posting Komentar